Monday, October 02, 2006

Ketika Solo

Ketika seorang bapak bersepeda motor rela mengejarku dan berteriak-teriak hanya untuk mengingatkan bahwa jalan yang aku lalui tidak boleh dilalui oleh mobil pribadi, "Mengke ndak kecekel pulisi mas" katanya.

Ketika seorang pengamen mengucapkan "Matur nuwun sanget" dengan halus saat aku memberikan uang seratus rupiah kepadanya.

Ketika lidah ini dimanjakan oleh kenikmatan masakan kakilima.

Ketika aku menyeruput teh sakral buatan mbah Loso.

Ketika keluarga berkumpul di ruang televisi di pagi hari.

Seketika itulah kerinduanku terhadap kota Solo terobati.

No comments: