Tuesday, September 18, 2007

Rembulan hari ke7

Aku terbang ke langit malam ini, kujilati cahayaNya. "Sudah memasuki hari ke7"kataku. Sang rembulan sudah berbentuk setengah lingkaran. Oh, betapa indahnya rembulan saat Ramadahan memasuki hari ke15 nanti. Ah, sempurna..

Lalu kumelihat ke bawah, ke tanah, ke dunia, ke rumah, ke jalan, ke gedung, ke hutan, ke pasar, ke kolong jembatan, ke gubug reot, ke kampung kumuh, ke mall, ke hotel, ke showroom, ke hypermart, ke starbucks, ke sumur minyak, ke tambang emas, ke lumpur sidoarjo, ke saritem, ke gang ndoli, ke sarkem, kemanapun apapun sejauh mata minus ini memandang. "Inikah dunia yang engkau sinari wahai rembulan Ramadhan?". Dunia dimana pemerintah memberi kado awal Ramadhan sebuah peraturan larangan memberi sedekah di jalan. Dunia dimana seorang buruh pabrik sepatu nike hanya mendapatkan lima ribu rupiah untuk setiap sepatu seharga satu juta empat ratus ribu rupiah yang mereka buat dengan tangan dan keringat mereka. Atau lima ratus rupiah untuk setiap celana boxer GAP seharga lebih dari seratus ribu rupiah. Dunia dimana ada sebuah negeri yang kaya raya subur makmur gemah ripah loh jinawi diubah menjadi negeri pengemis oleh tangan-tangan penjajah keparat melalui bangsat-bangsat bertopeng anak bangsa. Arrrgggghhh....

Aku terbangun dari mimpiku. Saatnya makan sahur. Nasi telur terasa nikmat sekali. Kulihat ke luar ke langit dini hari. Indahnya rembulan masih di atas sana, dan aku masih di dunia ini. Akan terus kujaga sebersit harapan ini, untuk menjadikan dunia ini lebih indah untuk engkau sinari wahai rembulan. Semoga... Sampai nanti...

1 comment:

Ratie said...

I believe you can.