Mimpi selalu membuatku tertarik. Mimpi kadang lebih bisa menggambarkan apa yang aku rasakan daripada pikiran sadarku. Mimpi memberitahu ketakutanku, kebahagiaanku, cita-citaku, kegiatanku, bahkan cintaku. Dimana pikiran sadarku terlalu sibuk dengan rutinitas. Mimpi adalah jiwa yang bebas. Tidak terbatasi oleh dunia, asumsi-asumsi pun ketidakmampuan manusia. Walaupun kadang mimpi menipu, membuat nightmare terasa nyata, menampilkan kebahagiaan yang ternyata semu. Mimpi adalah mimpi tetaplah mimpi selalu mimpi.
Bulan puasa ini aku jadi sering bermimpi, atau lebih tepatnya lebih bisa mengingat mimpi. Mungkin karena pola tidur yang terpotong-potong dan durasi yang pendek. Mimpi indah, mimpi buruk, mimpi aneh(i.e. mimpi bercinta dengan orang yang tidak aku kenal =p) dan mimpi sesuatu yang tidak ingin kuimpikan(tapi bukan mimpi buruk). Memimpikan orang-orang yang kutemui tiap hari, memimpikan teman-teman lama, memimpikan orang tidak aku kenal sama sekali, memimpikan orang yang aku sayang, memimpikan orang yang aku benci, dan memimpikan orang yang aku sayang sekaligus benci. Aku heran. kenapa aku benci, kenapa aku sayang dan kenapa aku sering memimpikannya.
Sedangkan mimpilah yang dapat meyakinkanku bahwa aku jatuh cinta...
2 comments:
Saya ngimpi tapi seperti realita yang sebenarnya, sungguh mimpi yang terasa panjang, dan saya terbiasa bermimpi meskipun dengan mata terbuka, sial ternyata apa yang saya lakoni selama seharian itu cuma mimpi yang ngga penting sma sekali, dan ngga perlu tafsir mimpi untuk mencari jawabannya.
kak, makanya saya selalu doa sebelum tidur "ya Allah, muadah2an saya bisa tidur nyenyak tanpa mimpi, biar besoknya saya benar2 jadi orang yg baru". saya capek.
kamsamida romisii, congmal mianeyo..
Post a Comment